FRAUD
TREE
Kecurangan
atau penyimpangan (fraud) dapat diartikan sebagai suatu tindakan secara sadar
atau tidak (kebiasaan) yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam
melanggar aturan yang telah diterapkan untuk keuntungan pribadi.
Oleh
karena itu, ACFE membuat suatu klasifikasi yang disebut “Fraud Tree”, yaitu
sistem klasifikasi mengenai kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan
di dalam suatu perusahaan. Secara umum, klasifikasi yang dilakukan terbagi
menjadi tiga, yaitu:
1.
Korupsi (Corruption)
2.
Penyimpangan atas aset (Asset
Missappropriation)
3.
Pernyataan Palsu (Fraudulent Statements)
Penjelasan
:
1. Corruption
(korupsi), merupakan tindakan yang dilakukan
biasanya oleh satu atau lebih orang yang saling menguntungkan.
a. Conflicts of
Interest (Konflik Kepentingan). Setiap perusahaan akan
mengharapkan bahwa setiap pegawainya melakukan pekerjaan dengan cara yang
memuaskan kepentingan perusahaan. Konflik kepentingan muncul ketika seorang
pegawai bertindak atas nama kepentingan pihak ketiga selama melakukan
pekerjaannya atau atas nama kepentingan diri sendiri dalam kegiatan yang
dilakukannya. Ketika konflik kepentingan pegawai tidak diketahui oleh
perusahaan dan mengakibatkan kerugian keuangan, ini berarti telah terjadi
fraud.
1)
Purchases Schemes, yaitu skema pembelian
2)
Sales Schemes, yaitu skema penjualan
b. Bribery
(penyuapan). Merupakan baguan yang akrab dalam kehidupan bisnis dan politik di Indonesia. Penyuapan melibatkan pemberian, penawaran,
permohonan, atau penerimaan sesuatu yang berharga untuk mempengaruhi seorang
petugas dalam melakukan pekerjaannya menurut hukum. Para petugas tersebut
mungkin dipekerjakan oleh pemerintah (atau pihak yang berwenang) atau oleh
organisasi swasta. Fraud penyuapan menipu entitas (organisasi bisnis atau agen
pemerintah) akan hak untuk jujur dan jasa kesetiaan dari mereka yang
dipekerjakannya.
1)
Invoice Kickbacks (suap faktur),
merupakan salah satu bentuk penyuapan di mana si penjual "mengiklaskan" sebagian dari hasil penjualannya. Persentase yang diiklaskan itu bisa diatur di muka, atau diserahkan sepenuhnya pada "keiklasan" penjual. Kickbacks merupakan korupsi dalam hal pembelian
2) Bid Rigging merupakan korupsi dalam hal
penjualan yang merupakan permainan dalam tender
c. Illegal
Gratuities (persenan ilegal), merupakan pemberian atau hadiah yang merupakan bentuk terselubung dari penyuapan. Hal ini melibatkan pemberian, penerimaan,
penawaran, atau permohonan sesuatu yang berharga karena tindakan resmi yang
telah dilakukan. Ini mirip dengan suatu penyuapan, tetapi transaksinya terjadi
setelah fakta pekerjaan tersebut dilakukan. Contohnya seperti hadiah perkawinan, hadiah ulang tahun, hadiah perpisahan, dll
d. Economic
Extortion (pemerasan ekonomi), merupakan penggunaan (atau
ancaman) kekuatan (termasuk sanksi ekonomi) oleh individual atau organisasi
untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Item yang berharga itu dapat berupa
aktiva keuangan atau ekonomi, informasi, atau kerjasama untuk mendapatkan suatu
keputusan yang menguntungkan atas pekerjaan atau hal tertentu yang sedang ditangani.
Praktek Act Foreign
Corrupt 1977 :
-
Indikasi korupsi di dunia bisnis
-
Dampak akuntansi dengan mengharuskan
catatan yang akurat dan pengendalian internal
2. Asset
Misappropriation (penyalahgunaan aset).
Penyalahgunaan terhadap aktiva tetap atau harta perusahaan yang digunakan untuk
keuntungan pribadi. Jenis yang paling umum dari penipuan dan sering terjadi
sebagai penipuan karyawan. Contoh : membuat biaya untuk rekening pengeluaran
untuk menutupi pencurian aset (terutama tunai)
a.
Cash
1) Larceny (pencurian). Kas dicuri setelah kas dicatat
pada buku perusahaan. Peluang untuk terjadinya penjarahan jenis ini berkaitan erat dengan lemahnya sistem pengendalian intern, khususnya yang berkenaan dengan perlindungan keselamatan aset (safeguarding of assets)
a) Of Cash on Hand, yang ditandai dengan
tidak adanya penjelasan terhadap selisih kas yang terjadi
b) From the Deposit, yang ditandai dengan
slip deposito yang diubah atau disalahgunakan
2)
Skimming. Kas dicuri sebelum dilakukan
pencatatan pada buku perusahaan
a) Sales dengan ciri-ciri penjualan tetap
atau menurun dengan harga pokok penjualan yang meningkat, unrecorded,
understated
b)
Receivables dengan ciri meningkatnya
piutang usaha dibandingkan dengan kas, write-off schemes, lapping schemes
c) Refunds & other
3) Fraudulent Disbursements, terjadi ketika arus uang sudah terekam dalam (atau sudah masuk ke) sistem. Fraudulent Disbursements mempunyai
tanda tanda awal terjadinya penyalahgunaan kas yaitu meningkatnya pengeluaran
ringan (misalnya biaya konsultasi atau iklan), alamat rumah pegawai sama dengan
alamat vendor, alamat vendor merupakan PO. BOX, nama vendor terdiri atas
inisial huruf atau tujuan bisnis yang tidak jelas. Biasanya terjadi penipuan manajemen.
a) Billing schemes. Merupakan skema permainan (schemes) dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya. Perusahaan melakukan
pengeluaran uang berdasarkan faktur fiktif untuk barang atau jasa yang dibeli,
faktur yang di mark up nilainya, atau faktur untuk keperluan pribadi. Hal ini
dilakukan melalui :
-
Shell company
-
Non-accomplice vendor
-
Personal purchases
b) Payroll schemes. Merupakan skema permainan melalui pembayaran gaji. Perusahaan melakukan
pembayaran klaim kompensasi berdasarkan data yang tidak seharusnya. Hal ini dapat
berupa :
-
Ghost employees
-
Commission schemes
-
Workers’ compensation
-
Falsified wages
c) Check tampering. Pelaku menukarkan dana
perusahaan dengan mengubah dana pada salah satu bank perusahaan, atau mencuri
cek yang ditujukan untuk pihak lain. Hal ini dapat berupa :
-
Forged maker
-
Forged endorsement
-
Altered payee
-
Concealed check
-
Authorized maker
d)
Register disbursement schemes. Pelaku
memasukkan input yang salah pada cash register untuk menutupi uang yang
diambil. Hal ini dapat berupa :
-
False Voids
-
False Refunds
b.
Inventory and
all Other Assets
1) Misuse, yaitu penyalahgunaan. Merupakan penyalahgunaan aset
2) Larceny, yaitu pencurian. Merupakan pencurian :
a)
Asset Req. & Transfers
b)
False Sales & Shipping
c)
Purchasing & Receiving
d)
Unconcealed Larceny
3. Fraudulent
Statements, hal ini berkaitan dengan fraud manajemen.
Sementara semua fraud melibatkan bentuk penyimpangan laporan keuangan, untuk
memenuhi definisi di bawah kelas skema fraud, laporan itu sendiri harus memberi
keuntungan bagi pelakunya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
kata lain, laporan tersebut tidak sekadar sarana untuk menutupi atau mengaburkan
tindakan kecurangan. Fraudulent statements mempertanggungjawabkan sekitar 5%
dari kasus fraud yang diliput oleh studi fraud yang dilakukan oleh CFE.
a. Financial
1) Asset/Revenue
Overstatements
a) Timing
Differences
b) Fictitious
Revenues
c) Concealed
Liabilities
d) Improper
Disclosures
e) Improper
Asset
2) Asset/Revenue
Understatements
b.
Non-Financial
- Memalsukan bukti transaksi
- Mengakui suatu transaksi lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya
- Menerapkan metode pengakuan aset sedemikian rupa sehingga aset menjadi nampak lebih besar dibandingkan yang seharusnya
- Menerapkan metode akuntansi tertentu secara tidak konsisten untuk menaikan atau menurunkan laba
- Menerapkan metode pengakuan liabilitas sedemikian rupa sehingga liabilitas menjadi nampak lebih kecil dibandingkan yang seharusnya
1) Employment
Credentials
2) Internal
Documents
3) External
Documents
Kelompok fraud terhadap laporan keuangan, misalnya :- Memalsukan bukti transaksi
- Mengakui suatu transaksi lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya
- Menerapkan metode pengakuan aset sedemikian rupa sehingga aset menjadi nampak lebih besar dibandingkan yang seharusnya
- Menerapkan metode akuntansi tertentu secara tidak konsisten untuk menaikan atau menurunkan laba
- Menerapkan metode pengakuan liabilitas sedemikian rupa sehingga liabilitas menjadi nampak lebih kecil dibandingkan yang seharusnya
SUMBER
:
James A. Hall. Accounting Information
Systems-Cengage Learning. 2010. PP-03-new
SAS 109 / COSO
Committee
of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, atau disingkat COSO,
adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan
utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan
laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut.
COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan
kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem
pengendalian mereka.
SAS
109/COSO ini menggambarkan hubungan antara struktur pengendalian internal,
penilaian auditor risiko, dan perencanaan prosedur audit di dalam perusahaan. Bagaimana
ketiga hal tersebut saling berhubungan? Semakin lemah struktur pengendalian
internal, semakin tinggi tingkat risiko; semakin tinggi risiko, prosedur
auditor lebih diterapkan dalam audit.
A.
BUSINESS OBJECTIVE
Tujuan dari IC terdiri dari Operations,
Reporting, dan Compliance, yang dijelaskan sebagai berikut :
1.
Operations Objectives
Tujuan
operasional terkait dengan pencapaian misi, visi, dan tujuan didirikannya
entitas. Tujuan ini terkait dengan peningkatan financial performance,
produktivitas, kualitas, enviromental practices, return of assets, dan
likuiditas. Salah satu tujuan yang terkait dengan tujuan operasional adalah
Pengamanan Aset. Entitas dapat menentukan tujuan yang terkait dengan pencegahan
kehilangan aset serta secara periodik mendeteksi dan melaporkan kehilangan
aset.
2.
Reporting Objectives
Tujuan
pelaporan berkaitan dengan penyusunan laporan untuk digunakan oleh organisasi
dan stakeholders dalam hubungannya dengan pelaporan finansial/non-finansial
serta pelaporan eksternal/internal. Karakteristik dari pelaporan
finansial/non-finansial eksternal adalah disesuaikan dengan aturan dan
kebutuhan eksternal, dipersiapkan sesuai dengan standar eksternal, dan mungkin
diharuskan menurut regulator, kontrak, dan perjanjian. Sedangkan karakteristik
pelaporan finansial/non-finansial internal adalah digunakan dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan bisnis serta ditetapkan oleh manajemen dan board.
3.
Compliance Objectives
Aturan
dan hukum merupakan standar minimal dari perilaku organisasi. Organisasi
diharapkan akan menggabungkan standar tersebut ke dalam tujuan dari entitas,
bahkan organisasi dapat menetapkan standar yang lebih tinggi daripada yang
ditetapkan oleh hukum dan peraturan. Satu tujuan dan tujuan lainnya dapat
saling tumpang tindih atau saling membantu. Misalnya dalam hal pelaporan
keuangan, dapat menjadi dasar bagi manajemen dalam melakukan review dalam kinerja
operasionalnya serta kepatuhannya terhadap aturan. Selain itu, pengamanan aset
yang merupakan salah satu contoh tujuan operasional juga berpengaruh terhadap
ketepatan jumlah aset dalam pelaporan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penetapan tujuan-tujuan ini tetap saling berkesinambungan, tapi tetap
bergantung dengan situasi yang ada.
B.
INTERNAL CONTROL
Selain
tujuan, IC juga memiliki 5 komponen serta 17 prinsip. Komponen IC adalah
sebagai berikut:
Penjelasan
:
1.
Control Environment
Lingkungan pengendalian adalah rangkaian standar,
proses dan struktur yang menjadi dasar dalam pelaksanaan IC di seluruh
organisasi. Terdapat lima prinsip yang terkait dengan komponen ini yaitu:
1) Organisasi
menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika
2)
Board of
directors menunjukkan independensi dari manajemen dan melaksanakan pengawasan
terhadap pengembangan dan pelaksanaan IC.
3) Dengan
pengawasan Board, manajemen menetapkan struktur, bentuk pelaporan, tanggung
jawab dan otoritas yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan.
4) Organisasi
menetapkan komitmen dalam menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu
yang kompeten dalam rangka pencapaian tujuan.
5) Organisasi
memegang individu yang bertanggungjawab dalam IC dalam rangka pencapaian
tujuan.
Lingkungan kontrol menetapkan suasana organisasi dan
mempengaruhi kesadaran kontrol dari para manajemen dan pegawainya.
Elemen-elemen yang penting dari lingkungan kontrol adalah :
a.
Integritas
dan nilai etika manajemen
b.
Struktur
organisasi
c.
Partisipasi
dewan direktur organisasi dan komite audit, jika ada
d.
Filosofi
manajemen dan gaya operasi
e.
Prosedur
pendelegasian tanggung jawab dan otoritas
f.
Metode
manajemen dalam menilai kinerja
g.
Pengaruh
eksternal, seperti penilaian dari agen penentu undang-undang
h.
Kebijakan
dan praktik organisasi dalam memanajemen sumber daya manusiannya
2.
Risk Assessment
Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan
berulang untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko untuk mencapai tujuan,
serta membentuk dasar mengenai bagaimana risiko harus dikelola. Terdapat empat
prinsip yang berkaitan dengan komponen ini yaitu:
1) Organisasi
menentukan tujuan yang spesifik sehingga memungkinkan untuk dilakukan
identifikasi dan penilaian risiko yang terkait dengan tujuan.
2) Organisasi
mengidentifikasi risiko yang terkait dengan pencapaian tujuan di seluruh
entitas dan menganalisis risiko untuk menjadi dasar bagaimana risiko akan
diperlakukan.
3) Organisasi
mempertimbangkan potensi fraud dalam penilaian risiko.
4) Organisasi
mengidentifikasi dan menilai perubahan yang akan memengaruhi sistem
pengendalian internal secara signifikan.
Organisasi harus melakukan penilaian risiko untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatur risiko-risiko yang relevan dengan
pelaporan keuangan. Risiko dapat muncul atau berubah dari situasi seperti ini :
a. Perubahan
dalam lingkungan operasi yang memaksa tekanan baru atau berubah pada perusahaan
b.
Personel
baru yang memegang pemahaman kontrol internal yang berbeda atau tidak memadai
c. Sistem
informasi yang direkayasa kembali atau baru yang mempengaruhi pemrosesan
transaksi
d.
Pertumbuhan
yang signifikan dan cepat yang menyaring kontrol internal yang ada
e. Penerapan
teknologi baru ke proses produksi atau sistem informasi yang mempengaruhi
pemrosesan transaksi
f. Perkenalan
akan lini atau kegiatan produk baru dengan pengalaman organisasi yang sedikit
g. Restrukturisasi
organisasi menghasilkan pengurangan dan / atau pengalokasian kembali
personel-personel dari operasi bisnis dan pemrosesan transaksi yang diproses
h. Memasuki
pasar asing yang dapat mempengaruhi operasi (yaitu, risiko yang berkaitan
transaksi mata uang asing)
i. Penerapan
prinsip akuntansi yang baru yang mempengaruhi persiapan laporan keuangan
3.
Control Activities
Aktivitas Pengendalian merupakan tindakan yang
ditetapkan dengan prosedur dan kebijakan untuk meyakinkan bahwa manajemen telah
mengarah untuk memitigasi risiko dalam rangka pencapaian tujuan. Terdapat tiga
prinsip dalam komponen ini yaitu:
1) Organisasi
memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi terhadap
mitigasi risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima dalam rangka pencapaian
tujuan.
2) Organisasi
memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian secara umum terkait teknologi
dalam rangka pencapaian tujuan.
3) Organisasi
menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan dan prosedur dalam
pengimplementasiannya.
Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur
yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang benar diambil untuk
menghadapi risiko organisasi yang diidentifikasi. Kegiatan-kegiatan kontrol
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu :
a.
Kontrol
Komputer. Kontrol komputer membentuk materi yang menjadi fokus utama. Kontrol
ini secara khusus berkaitan dengan lingkungan TI dan auditing TI, dikelompokkan
dalam dua kelompok besar, yaitu kontrol umum dan kontrol aplikasi. Kontrol umum
berkaitan dengan keseluruhan entitas, seperti misalnya kontrol atas pusat data,
database organisasi, pengembangan sistem, dan pemeliharaan program. Kontrol
aplikasi memastikan integritas sistem spesifik seperti pemrosesan pesanan
penjualan, utang dagang, dan aplikasi gaji
b. Kontrol
Fisik. Jenis kegiatan kontrol ini terutama berkaitan dengan sistem akuntansi
tradisional yang menerapkan prosedur manual. Namun demikian, suatu pemahaman
akan konsep kontrol ini juga memberikan wawasan akan risiko dan kontrol yang
berkaitan dengan lingkungan TI (Teknologi Informasi).
4.
Information and Communication
Informasi diperlukan dalam rangka pelaksanaan tanggung
jawab IC nya dalam rangka pencapaian tujuan. Sedangkan komunikasi terjadi baik
secara internal maupun eksternal dengan menyediakan informasi yang diperlukan
dalam rangka pelaksanaan IC sehari-hari. Terdapat tiga prinsip dalam komponen
ini yaitu:
1) Organisasi
memperoleh dan menggunakan informasi yang berkualitas dan relevan dalam rangka
mendukung fungsi dari komponen lain dalam IC.
2) Organisasi
secara internal mengomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung jawab
IC dalam rangka mendukung fungsi dari komponen lain dari IC.
3) Organisasi
berkomunikasi dengan pihak eksternal terkait hal yang mempengaruhi fungsi dari
komponen lain dalam IC.
Sistem informasi akuntansi terdiri atas
catatan-catatan dan metode yang digunakan untuk memulai, mengidentifikasi,
menganalisis, dan mencatat transaksi organisasi serta untuk memperhitungkan
aktiva dan kewajiban terkait. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh AIS
mempengaruhi kemampuan manajemen melakukan tindakan dan membuat keputusan
berkaitan dengan operasi organisasi dan untuk menyiapkan laporan keuangan yang
dapat diandalkan. Sistem informasi akuntansi yang efektif akan :
a.
Mengidentifikasi
dan mencatat semua transaksi keuangan yang sah
b. Menyediakan
informasi yang tepat waktu tentang transaksi dengan rincian yang rumit untuk
memungkinkan klasifikasi dan pelaporan keuangan yang benar
c. Mengukur
nilai transaksi keuangan dengan akurat sehingga efek mereka dapat dicatat dalam
laporan keuangan
d.
Mencatat
transaksi dengan akurat pada periode waktu munculnya
5.
Monitoring Activity
Evaluasi berkelanjutan, terpisah, atau kombinasi
keduanya untuk memastikan seluruh komponen IC ada dan berfungsi. Terdapat dua
prinsip dalam komponen ini yaitu:
1)
Organisasi
memilih, mengembangkan, dan melaksanakan evaluasi berkelanjutan dan/atau
terpisah untuk memastikan seluruh komponen IC ada dan berfungsi.
2)
Organisasi
mengevaluasi dan mengomunikasikan defisiensi IC pada pihak yang bertanggung
jawab agar diambil tindakan korektif.
Pihak manajemen harus menentukan bahwa kontrol
internal berfungsi dengan benar. Pengawasan adalah proses di mana kualitas
desain kontrol internal dan operasinya dapat dinilai. Hal ini dapat dicapai
dengan prosedur yang terpisah atau dengan kegiatan yang berkelanjutan
Seorang auditor internal organisasi dapat mengawasi
kegiatan-kegiatan entitas dalam prosedur yang terpisah. Mereka mengumpulkan
bukti kecukupan kontrol dengan menguji kontrol, kemudian mengkomunikasikan
kekuatan dan kelemahan kontrol kepada manajemen. Sebagai bagian dari proses
ini, auditor internal memberikan rekomendasi spesifik untuk perbaikan kontrol.
Pengawasan yang berkelanjutan dapat dicapai dengan
mengintegrasikan modul-modul komputer khusus ke dalam sistem informasi yang
menangkap data kunci dan / atau melakukan tes kontrol untuk dilakukan sebagai
bagian dari kegiatan operasi rutin.
C.
ORGANIZATIONAL STRUCTURE
Dimensi ketiga dari matriks COSO
menggambarkan struktur organisasi dari perusahaan itu sendiri meliputi :
1.
Entity-Level, merupakan level entitas di dalam organisasi
2.
Division, merupakan divisi di dalam organisasi
3.
Business Unit, merupakan unit bisnis di dalam organisasi
4.
Subsidiary, merupakan subsider di dalam organisasi
SUMBER :
James
A. Hall. Accounting Information Systems-Cengage Learning. 2010. PP-03-new
www.coso.org
Gambar :
TWO TYPES OF IT CONTROLS
DUA JENIS PENGENDALIAN IT
1.
GENERAL CONTROLS /
PENGENDALIAN UMUM
Berlaku untuk
semua sistem dan mengatasi pemerintahan dan infrastruktur, keamanan sistem
operasi dan database, aplikasi dan akuisisi dan pengembangan program IT.
Contoh : kontrol
atas pusat data, database organisasi, pengembangan sistem, dan pemeliharaan
program
Pengendalian
umum pada perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek
fisikal dilakukan terhadap aset aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal
terhadap sistem informasi di level manajemen (misal : sistem operasi).
Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, yaitu :
A.
PENGENDALIAN
ORGANISASI DAN OTORISASI
Yang dimaksud
dengan pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan
jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi).
Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila
memang telah diotorisasi oleh administrator
B.
PENGENDALIAN
OPERASI
Operasi sistem informasi
dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi
tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan
C.
PENGENDALIAN
PERUBAHAN
Perubahan-perubahan
yang dilakukan terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk
pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi,
serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
D.
PENGENDALIAN
AKSES FISIKAL DAN LOGIKAL
Pengendalian
akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas
sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan
pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut, contoh : windows
2.
APPLICATION CONTROLS /
PENGENDALIAN APLIKASI
Berlaku untuk
aplikasi dan program tertentu, dan memastikan validitas data, kelengkapan dan
akurasi, dan memastikan integritas sistem tertentu
Contoh : kontrol
atas pemrosesan order penjualan, hutang, dan aplikasi penggajian.
Pengendalian
aplikasi berkenaan dengan eksposur-eksposur dalam aplikasi tertentu, seperti
sistem pembayaran gaji, pembelian, dan sistem pengeluaran kas. Pengendalian
aplikasi yang dapat berupa tindakan atau prosedur manual yang diprogram dalam
sebuah aplikasi dikelompokkan dalam 3 kategori besar : pengendalian input,
pengendalian pemrosesan, dan pengendalian output.
A.
PENGENDALIAN
INPUT
Komponen
pengumpulan data dari sistem informasi bertanggung jawab untuk membawa data ke
dalam sistem untuk diproses. Pengendalian input pada tahap ini berusaha untuk
memastikan bahwa transaksi-transaksi tersebut sah, akurat, dan lengkap.
Prosedur input data dapat berupa input yang digerakkan oleh dokumen sumber
(batch) atau input langsung (real-time).
Input langsung
dapat menggunakan teknik pengeditan real-time untuk mengidentifikasi dan
memperbaiki kesalahan sesegera mungkin, dan karenanya secara signifikan dapat
mengurangi jumlah kesalahan yang memasuki sistem. Di sisi lain, input dari
dokumen sumber memerlukan lebih banyak keterlibatan manusia dan lebih terbuka
pada kesalahan-kesalahan penulisan daripada prosedur input langsung.
Sebagian jenis
kesalahan yang dimasukkan ke dalam dokumen sumber tidak dapat dideteksi dan
diperbaiki selama tahap input data. Dalam menangani hal ini, perlu dilakukan
penelusuran transaksi sampai ke sumbernya (misalnya, menghubungi pelanggan)
untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Kelas Pengendalian Input :
Untuk
tujuan diskusi, pengendalian input dibagi dalam kelas-kelas umum berikut ini :
1)
Pengendalian dokumen sumber
2)
Pengendalian pengodean data
3)
Pengendalian batch
4)
Pengendalian validasi
5)
Koreksi kesalahan input
6)
Sistem input data yang bersifat umum
B.
PENGENDALIAN
PEMROSESAN
Setelah
menjalani tahap input data, transaksi memasuki tahap pemrosesan dari sebuah
sistem. Pengendalian pemrosesan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1)
Pengendalian Run-To-Run
2)
Pengendalian Intervensi Operator
3)
Pengendalian Jejak Audit
C.
PENGENDALIAN
OUTPUT
Pengendalian
output memastikan bahwa output sistem tidak hilang, tidak salah arah, atau
dikorupsi dan hak pribadi (privasi) tidak dilanggar. Eksposur untuk jenis ini
dapat menimbulkan gangguan serius bagi kegiatan operasi dan menimbulkan
kerugian keuangan bagi perusahaan. Misalnya, jika cek yang dihasilkan oleh
sistem pengeluaran kas perusahaan ternyata hilang, atau dihancurkan, akun
perdagangan dan tagihan lainnya akan tidak bisa ditagih. Hal ini dapat merusak
peringkat kredit perusahaan dan mengakibatkan hilangnya diskon, bunga, atau
biaya pinalti.
Jika privasi
dari jenis output tertentu dilanggar, sebuah perusahaan mungkin akan
mengompromikan tujuan bisnisnya atau bahkan terekspos secara hukum. Contoh dari
eksposur privasi, antara lain pengungkapan rahasia usaha, penundaan keputusan
hak paten, hasil riset pemasaran, dan catatan kesehatan pasien.
1)
Mengendalikan Output Sistem Batch
2)
Mengendalikan Output Sistem Real-Time
SUMBER :
James
A. Hall. Accounting Information Systems-Cengage Learning. 2010. PP-03-new
James
A. Hall. Accounting Information Systems-Cengage Learning. 2010. PP-15-new
James
A. Hall. Accounting Information Systems-Cengage Learning. 2010. PP-16-new